BUDAYA POPULER DAN SELUBUNG KEKUASAAN

  • TOPAN SETIAWAN PRODI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS BOYOLALI
  • WAHYUNING CHUMAESON PRODI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS BOYOLALI
Keywords: Politik, Budaya Populer, Sublimasi Kekuasaan.

Abstract

Budaya popular yang mengutamakan kemasan daripada substansi, menjadi semakin tipis lagi ‘’ruh’’-nya, terutama pada saat penumpang lain disusupkan kedalam tubuhnya yang ringkih. Keringkihan itu membuka peluang yang lebar bagi akomodasi kepentingan lain, yang selalu ada dalam kehidupan masyarakat. Budaya popular sendiri sudah miskin substansi, akan menjadi semakin banal / dangkal dengan relasi-relasi dengan bidang lain. Jadi relasi budaya popular dengan politik masuk dalam ‘’ideologi’’ tak-terelakkan. Pembacaan dari berbagai sisi tentang politik dan budaya popular memungkinkan temuan- temuan lain, namun dalam kajian ini melihat bahwa manusia secara instingtif mempunyai hasrat untuk berkuasa, dia cemas jika hal itu tak tercapai. Sublimasi dilakukan agar pembebasan kecemasan tetap bisa dilakukan, sehingga hasrat kekuasaan terlepaskan. Budaya popular memberi ruang untuk itu.

Published
2024-01-08
How to Cite
TOPAN SETIAWAN, & WAHYUNING CHUMAESON. (2024). BUDAYA POPULER DAN SELUBUNG KEKUASAAN. JURNAL EKONOMI, SOSIAL & HUMANIORA, 6(01), 30-45. Retrieved from https://jurnalintelektiva.com/index.php/jurnal/article/view/1018